Introduksi
a. Definisi
Krikotirotomi: tindakan darurat mengatasi obstruksi jalan nafas, dengan membuka/ melubangi membran krikotiroidea.
b. Ruang lingkup
Krikotirotomi adalah segera harus dilakukan untuk mengamankan jalan nafas, terutama pada kasus obstruksi jalan nafas bagian atas yang hebat.
c. Indikasi operasi:
Obstruksi jalan nafas atas yang hebat, dimana persiapan trakeostomi belum dapat dilakukan.
d. Kontra indikasi :
Tidak ada kontra indikasi
e. Diagnosis Banding (tidak ada)
f. Pemeriksaan penunjang (tidak ada)
Teknik Operasi
Menjelang operasi:
Persetujuan operasi yang ditanda tangani pasien atau keluarga (informed consent) prosedur operasi, hilangnya suara, komplikasi, penjelasan perawatan paska bedah. Dikerjakan dimanapun dengan penerangan yang baik, alat penghisap yang memadai, ada asisten.
Antibiotika profilaksis, Cefazolin atau Clindamycin kombinasi dengan Garamycin, dosis menyesuaikan untuk profilaksis.
Dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau tanpa anestesi. Pada anestesi lokal diperlukan lidokain dengan dosis maksimal 7 mg/ kg BB.
Terlentang dengan hiperekstensi kepala, bahu diberi bantalan sehingga trakea lebih tampak ke anterior, kepala diberi bantalan ‘doughnut’
Tahapan operasi
Stabilisasi larinx dengan jari dan palpasi membran krikotiroid
Insisi dengan skalpel posisi transversal menembus membran krikotiroid skalpel, putar 900 supaya lubang terbuka, lebarkan lubang dengan klem Kelly. Hati-hati jangan melukai kartilago krikoid.
Pasang kanul trakeostomi kecil. Selanjutnya pasien dilakukan ventilasi.
Komplikasi operasi
Komplikasi durante operasi
– Perdarahan.
– Trauma corda vokalis
Komplikasi paska operatif
– Infeksi
Mortalitas
Mortalitas rendah
Perawatan Paska bedah
– Hisap lendir dalam trakea intermiten/ tiap jam
– Pemberian uap air hangat (nebulizer/stoom) tiap 6 jam @ 15menit
– Anak kanul dicuci tiap jam
– Rawat luka tiap hari
– Secepatnya disusul tindakan trakeostomi
Follow-Up
Tiap hari